Literasi Hari Guru


Sepucuk Surat untuk Guruku
Karya Azizah Ashri Muflihah

Selamat pagi, para pahlawanku. Ya, kutahu. Mungkin bapak dan ibu merasa heran kupanggil seperti itu. Tetapi begitu lah kata orang-orang terdahulu. Mereka bilang kalian pahlawan, namun tanpa tanda jasa. Pertama kali kudengar kalimat itu, aku sungguh terheran. Tidak mengerti makna dibalik semua itu. Namun kini, seiring aku bertambah dewasa, akhirnya aku pun mengerti.

Itulah yang menjadi alasanku pagi ni. Mengambil secarik kertas putih dan sebuah pena. Aku bermaksud untuk memberitahukan kepada bapak dan ibu, bahwa orang terdahulu itu benar, kalian lah pahlawan ku.

Jasa yang kalian berikan kepadaku sungguh tak terhingga, namun juga tak bertanda. Berbagai jenjang pendidikan kulalui, tapi pasti tidak ada artinya tanpa bantuan dan didikan darimu pak, bu. Berbagai rasa ingin tahu muncul melalui pertanyaan-pertanyaan ku, namun tak sekalipun kudengar keluh atau kesah terucap dari mulutmu.

Terkadang terbersit di pikiranku, tidakkah kalian lelah membimbingku, atau kadang aku bertanya, adakah keuntungan dibalik ketabahan kalian dalam mengajarku? Namun saat aku melihat wajahmu untuk menemukan jawabannya, yang kudapatkan hanyalah senyum tulusmu yang membuatku haru.

Pak, bu, aku tahu. Aku belum cukup baik sebagai murid di matamu. Mungkin aku melakukan banyak kesalahan di luar kesadaranku. Tetapi aku yakin, pintu maaf akan selalu kalian bukakan untukku. Oleh karena itu, izinkakn aku mengucapkan satu kalimat untuk menutup surat ini,

Terima kasih, Guruku.

Jakarta, 25 November 2017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sekolahku, Rumahku

Literasi Hari Sumpah Pemuda

Bebas