Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2018

Sekolahku, Rumahku

“Sekolahku, Rumahku” Melihat judulnya, kurasa kalian para pembaca, telah bisa mengira apa   yang akan kuceritakan kali ini. Ya, aku akan bercerita tentang kehidupanku di lingkungan sekolah. Sebelumnya, aku akan memberi tahu dimana aku bersekolah. Jadi, aku adalah siswi dari SMAN 68 Jakarta yang terletak di Jl. Salemba Raya No. 18. Bagi kalian yang telah mengetahui lokasi ini, tentu kalian tahu bahwa sekolahku ini terletak di Komplek Pendidikan yang juga terdiri dari SMP dan SD. Salah satu lasan aku menganggap sekolah sebagai rumah keduaku tentu karena rasa nyaman. Sebagai bukti nyata, SMP yang ada di samping sekolahku itu, SMP 216, adalah SMP-ku dulu. Itu artinya, aku merasa cukup nyaman berada di lingkungan pendidikan ini, karena aku tidak merasa keberatan bila 6 tahun bersekolah di lingkungan yang sama. Selain faktor lingkungan, rasa nyamanku juga disebabkan oleh faktor sosial. Faktor sosial yang kumaksud disini adalah teman-temanku. Sebagai informasi, hampir seperemp...

Literasi : Membuat Puisi

Puisi untuk Umi KARYA AZIZAH ASHRI Pagi ini, aku menuliskan puisi Hendak menyampaikan isi hati Tentang seseorang yang kupanggil umi Yang amat sangat kusayangi Semua tentang kasih sayangmu Yang kau beri sepanjang waktu Aku tak peduli selama apa itu Bagiku kasih itu selalu baru Umi, kuingin kau mengerti Aku tanpamu maka tiada arti Segala sesuatu takkan terlewati Tanpa sentuhan kelembutan hatimu, mi                                                                              Wahai Tuhan pencipta semesta            ...

Literasi Hari Guru

Sepucuk Surat untuk Guruku Karya Azizah Ashri Muflihah Selamat pagi, para pahlawanku. Ya, kutahu. Mungkin bapak dan ibu merasa heran kupanggil seperti itu. Tetapi begitu lah kata orang-orang terdahulu. Mereka bilang kalian pahlawan, namun tanpa tanda jasa. Pertama kali kudengar kalimat itu, aku sungguh terheran. Tidak mengerti makna dibalik semua itu. Namun kini, seiring aku bertambah dewasa, akhirnya aku pun mengerti. Itulah yang menjadi alasanku pagi ni. Mengambil secarik kertas putih dan sebuah pena. Aku bermaksud untuk memberitahukan kepada bapak dan ibu, bahwa orang terdahulu itu benar, kalian lah pahlawan ku. Jasa yang kalian berikan kepadaku sungguh tak terhingga, namun juga tak bertanda. Berbagai jenjang pendidikan kulalui, tapi pasti tidak ada artinya tanpa bantuan dan didikan darimu pak, bu. Berbagai rasa ingin tahu muncul melalui pertanyaan-pertanyaan ku, namun tak sekalipun kudengar keluh atau kesah terucap dari mulutmu. Terkadang terbersit di pikiranku,...

Literasi Hari Sumpah Pemuda

Pesan Pohon untuk Pemuda Indonesia Salam kenal, para pemuda penerus bangsa. Aku tahu, kalian mungkin terheran siapa aku, darimana asalku, apa tujuanku dan banyak pertanyaan lain yang tersimpan di benak kalian. Tetapi maaf, menurutku itu semua bukanlah hal yang perlu kalian tahu. Aku hanya ingin kalian mengerti dan memahami pesan seperti judul cerita ini. Baiklah, perkenalkan. Namaku Tararori. Awal tahun 80-an, sekelompok orang beramai- ramai menanamku di suatu taman di pusat kota. Seingatku, mereka menanamku dalam rangka memperingati Hari Bumi, bersama dengan pohon-pohon lainnya. Kala itu, aku hanyalah bibit yang baru saja menyatu dengan tanah, ditambah pupuk, kemudian diberi air. Tetapi semenjak itu, aku resmi menjadi saksi bisu dari setiap kegiatan yang dilakukan oleh manusia di sekitarku. Hari itu, teringat jelas di pikiranku, para pemuda-pemudi bersorak sorai ketika acara berakhir. Seolah mereka sangat bahagia telah membantu menjaga bumi dengan menanam kami. Melih...

Cerpen Literasi

Kebahagiaan yang Pergi Bersama Bunda Karya Azizah Ashri M                                                   Sore itu, pukul 16.00. Siswa-siswi di sekolahku berlalu-lalang melewati gerbang sekolah yang sedari tadi kusandari. Mereka tampak bahagia bersama temannya masing-masing. Tawa, canda, dan cerita-cerita kejadian hari itu sibuk mereka bicarakan secara bergantian. Berdua, bertiga, ada pun yang berlima atau lebih. Sungguh bahagia menjadi mereka. Tidak seperti aku yang hanya bisa menatap mereka diam dalam kesendirian. Tetapi tidak perlu khawatir, aku sudah beribu kali beradaptasi dengan keadaan seperti ini. Akhirnya, setelah menunggu sekitar 30 menit, supirku yang sudah tua namun tetap ulet itu muncul di gerbang bersama sedan pribadik...